Hari itu adalah minggu yang cerah ceria. Aku bersama dengan teman-teman Legio Maria St. Monika, khususnya dari Presidium Ancilla Domini (presidium-ku) dan Presidium Bunda Rahmat Illahi, akan melaksanakan pelayanan ke Asrama Bhakti Luhur.
Bhakti Luhur sendiri adalah tempat / panti atau kita sebut saja asrama yang menampung anak-anak berkebutuhan khusus / disabilitas. Ada yang cacat tunggal, cacat ganda, dan ada yang secara fisik normal namun semuanya memiliki keterbelakangan mental. Itulah yang membuat mereka berbeda secara psikologis dibanding kita.
Acara berkunjung hari itu sudah di jadwalkan sebelum makan siang, jam 10-12. Setelah agak tersendat macet di Pamulang, akhirnya kami pun sampai di area asrama yang terletak di Perumahan Sinar Pamulang Permai, tepat pada waktunya. Setelah menurunkan beberapa santunan berkat dari donatur yang kami bawa, kami pun mulai masuk dan menemui anak-anak disana.
Rumah asrama yang kami kunjungi pertama adalah rumah asrama putri. Anak-anak yang diperkenankan keluar kamar hanyalah anak-anak yang masih bisa kontak langsung dengan kami, untuk yang cacat ganda dan yang menurut perawatnya tidak bisa menerima keberadaan orang asing, tetap mereka biarkan di kamarnya masing-masing.
Acara dibuka dengan bernyanyi dan berdoa, anak-anaknya sangat lincah dan ceria. Mereka juga sangat cepat menerima yang dituturkan oleh pembawa acara, Metta dan Acha. Menyanyikan lagu baru pun, mereka sangat cepat tanggap dan langsung mengikutinya walau dengan keterbatasan artikulasi dan nadanya, tapi mereka tetap lantang bernyanyi, bahkan mereka berkali-kali maju dan bernyanyi di hadapan kami tanpa canggung. Ya, dibalik keterbatasan mereka, Tuhan telah memberikan kepercayaan diri yang begitu luar biasa mengagumkan. Angel, Aurel, Michel, Nima, dan masih banyak lagi yang memang sangat luar biasa. Mereka mendengarkan cerita nabi Nuh yang dibawakan, dan juga lincah bernyanyi sambil menari.
Yang membuatku terharu, berkaca-kaca dan menitikkan air mata adalah saat mereka menyanyikan lagu 'Terima Kasih Tuhan'. Ya, liriknya yang begitu familiar di telingaku, sungguh amat sangat berbeda saat itu.
Terima Kasih Tuhan untuk kasih setiaMu
yang kualami dalam hidupku
Terima Kasih Yesus untuk kebaikanMu
sepanjang hidupku
Terima Kasih Yesusku buat anugerah yang Kau b'ri
sbab hari ini Engkau adakan, syukur bagiMu
Mereka yang membuat lirik lagu itu begitu menyayat hati. Pada saat mereka bernyanyi dengan lantang, aku sedang memegang anak kecil lainnya yang tidak bisa berkomunikasi, dia hanya menatap dan tersenyum. Tangannya kaku karena dibebat alat seperti penopang yang biasa kita lihat untuk menopang kaki palsu. Entahlah, aku tidak melihatnya karena lengan panjang bajunya menutupi alat yang kuraba itu, namun apapun itu, alat itu membuat tangannya tidak bisa di gerakan untuk menyiku.
Saat mereka bernyanyi, aku pun ikut bergumam menyanyikannya, dan aku mengingat betapa beruntungnya diriku ini dibanding mereka. Mungkin mereka tidak menyanyikannya pakai hati, namun bagaimanapun mereka menyanyikannya, mereka mengingatkanku kepada keberadaanku dan keluargaku. Betapa aku sering membuat diriku sendiri tidak berarti, sedangkan anak-anak ini yang sering dipandang sebelah mata, namun mereka membuat diri mereka sendiri teramat berarti di mata Tuhan.
Setelah usai bernyanyi dan bermain bersama di asrama putri, kami berpindah rumah dan menemui para anak asrama putra. Disini pun aku bertemu dengan beberapa anak putra yang special. Ada yang tidak bisa melihat namun sangat senang bernyanyi. Setiap kali kita bernyanyi, dia sangat senang sampai-sampai selalu mengucap kata 'lagi' ketika usai bernyanyi.
Ada kejadian menarik di akhir cerita perjumpaan kami di asrama putra, saat mau kembali ke parkiran mobil yang diparkir di depan asrama putri, beberapa anak putra mengantarkan kami. Lalu ada anak putra, aku lupa namanya, dia ketagihan digandeng oleh Sherly, teman satu presidiumku, haha. Karena dari awal di asrama putra, anak ini digandeng oleh Sherly, sampai mau ke parkiran pun, dia mau menggandeng Sherly. Tapi anak ini sempat melihat Sherly bersama anak putra lainnya, dan anak ini cemburu, haha. Akhirnya aku memanggil Sherly dan mereka pun bergandenga.
Banyak kebahagiaan pada saat pelayanan hari itu dan yang terpenting, banyak kejadian yang semakin membuatku bersyukur betapa beruntungnya aku dan menyadari bahwa aku harus terus melayani sebagai wujud syukur-ku :)
2 comments:
Apa saya boleh tau alamat lengkap Asrama Bhakti Luhur ini.. terimakasih
Apa saya boleh tau alamat lengkap Asrama Bhakti Luhur ini.. terimakasih
Post a Comment